Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 00:54:16【Resep Pembaca】138 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(87126)
Sebelumnya: Warga Taiwan Berbondong
Selanjutnya: Suasana ceria di SMPN 2 Maos saat Makan Bergizi Gratis tiba
Artikel Terkait
- Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
- Mikroplastik jadi alergen yang ancam kesehatan kulit
- Shakira Amirah sebut sarapan real food bantu anak makin berprestasi
- Tragedi di kuil India selatan: 9 tewas dalam kerumunan padat massa
- Panduan mudah memelihara lobster air tawar untuk pemula
- Sukseskan MBG, Kementerian PANRB perkuat kelembagaan BGN
- Kemenhub perkuat keselamatan penerbangan nasional lewat MOR
- AS siap uji senjata nuklir, Rusia sebut akan lakukan hal serupa
- BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
- Album Asia: Laos sambut Festival That Luang
Resep Populer
Rekomendasi

Mewujudkan ekonomi berkeadilan tanpa tambang

Kemarin, tambang ilegal hutan Sekotong dan insentif guru honorer naik

Kolaborasi MBG di Papua

Dokter nyangakan definisi label "sehat" pada kemasan ngak jelas

APMAKI minta polisi usut tuntas kasus nampan MBG pakai label palsu

Festival sapi di Jember jadi solusi ketergantungan impor daging

Pameran tunggal Nyoman Bratayasa, hadirkan patung berusia dua abad

Sentuhan inovasi berbasis tradisi di desa wisata Majalengka